Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan sekadar hitungan usia. Ini adalah penanda kedewasaan bangsa untuk berlari lebih jauh. Tema HUT RI ke-80, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, dan Indonesia Maju,” mengajak kita menjadikan perayaan kemerdekaan sebagai momentum kebangkitan: berdaulat secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya agar cita-cita Indonesia Emas 2045 benar-benar berada dalam jangkauan. Itulah pesan kunci yang ditekankan oleh Elfahmi Lubis, Ketua Prodi PPKn Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Menghidupkan Tema, Bukan Hanya Mengutipnya
- Bersatu, berarti merajut kolaborasi lintas identitas dan kepentingan, memupuk kepercayaan sosial, dan memperkuat gotong royong sebagai energi nasional.
- Berdaulat, menuntut kemandirian pengambilan keputusan dari kebijakan fiskal hingga teknologi strategis agar arah pembangunan tidak mudah disetir kepentingan eksternal.
- Rakyat Sejahtera, menegaskan pusat pembangunan adalah manusia: kualitas hidup, pekerjaan layak, layanan dasar, dan perlindungan sosial.
- Indonesia Maju, menuntut transformasi produktivitas, inovasi, dan daya saing, bukan hanya pertumbuhan angka, melainkan lompatan kualitas.
Dengan memaknai empat kata kunci ini secara operasional bukan seremonial, maka peta jalan menuju Indonesia Emas 2045 menjadi lebih terang.
Cara Terbaik Menghargai Pahlawan: Terlibat Membangun
Memperingati perjuangan para pahlawan tidak berhenti pada nostalgia. Menurut Elfahmi, cara paling konkret menghargai mereka adalah terlibat aktif dalam pembangunan: menjadi generasi cerdas, inovatif, dan menguasai teknologi serta informasi. Literasi digital, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian bereksperimen adalah “peralatan tempur” generasi hari ini. Dengan bekal itu, cita-cita kemerdekaan, kedaulatan dan kesejahteraan dapat diwujudkan dalam kerja nyata, bukan slogan.
Mahasiswa sebagai Lokomotif Perubahan
Kampus adalah dapur masa depan, dan mahasiswa, tegas Elfahmi harus tampil sebagai lokomotif perubahan. Itu berarti:
- Menguasai IPTEKS: dari komputasi dan data hingga sains sosial terapan, agar inovasi menjawab kebutuhan real masyarakat.
- Berpikir dan bertindak inovatif: membangun solusi, startup sosial, atau riset terapan yang menyentuh isu publik, pendidikan, kesehatan, lingkungan, tata kelola.
- Kuat fisik, cerdas intelektual: daya tahan raga meneguhkan daya juang; ketajaman nalar mengarahkan langkah. Keduanya saling melengkapi, membentuk profil pemimpin masa depan.
Ketika mahasiswa mengonversi ilmu menjadi aksi melalui proyek komunitas, magang kebijakan, kewirausahaan sosial, hingga advokasi berbasis data, maka narasi “Indonesia Maju” menemukan bentuknya.
Agenda Pemerintah: Istiqomah pada Janji Kemerdekaan
Harapan Elfahmi kepada pemerintah jelas: istiqomah pada janji kemerdekaan yang diamanatkan konstitusi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap tumpah darah Indonesia, dan ikut menciptakan perdamaian dunia. Ini menuntut konsistensi kebijakan:
Kesejahteraan: memperluas pekerjaan bernilai tambah, memperkuat UMKM dan industri hilir, serta memperdalam perlindungan sosial.
- Pendidikan & Riset: memastikan akses merata, kualitas guru/dosen, ekosistem riset-inovasi, dan link-and-match dengan kebutuhan industri serta masyarakat.
- Perlindungan: memperkuat ketahanan nasional menyeluruh dari kesehatan publik, pangan-energi, hingga keamanan siber.
- Diplomasi Damai: memainkan peran aktif dalam perdamaian dan keadilan global, selaras dengan politik luar negeri bebas-aktif.
- Kompasnya sederhana: setiap kebijakan harus bisa dijelaskan dampaknya terhadap kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
Dari Slogan ke Lompatan
Agar tema HUT tidak tinggal di spanduk, kita memerlukan disiplin implementasi:
- Ukur yang penting: tetapkan indikator nyata, kemajuan literasi dan numerasi, adopsi teknologi di sekolah dan desa, produktivitas UMKM, intensitas riset terapan.
- Orkestrasi kolaborasi: pemerintah, kampus, industri, dan komunitas sipil berbagi peran jelas mulai pendanaan inovasi, inkubasi wirausaha, hingga pilot project kebijakan berbasis bukti.
- Skalakan yang berhasil: praktik baik jangan berhenti sebagai “proyek percontohan” perlu mekanisme membesarkan dampak di lintas daerah dan sektor.
- Budaya integritas: pembangunan yang maju menuntut akuntabilitas dan etika publik; kemajuan tanpa moral akan rapuh.
Menjemput Indonesia Emas 2045
HUT RI ke-80 adalah undangan untuk mengarahkan energi bangsa pada hal-hal yang paling bermakna: persatuan yang produktif, kedaulatan yang nyata, kesejahteraan yang terasa, dan kemajuan yang terukur.
Elfahmi Lubis yang juga alumnus SMA Negeri 2 Lubuk Linggau ini menegaskan bahwa generasi muda adalah garda depan, sementara pemerintah dituntut istiqomah pada amanat kemerdekaan.
“Jika kita berjalan serempak, rakyat, kampus, dunia usaha, dan negara, maka 2045 bukan sekadar target, melainkan janji yang ditepati. Selamat HUT RI ke-80. Mari bekerja dalam persatuan, meneguhkan kedaulatan, menyejahterakan rakyat, dan memajukan Indonesia.”


