Air Limbah domestik merupakan limbah cair hasil buangan dari perumahan ataupun rumah tangga. Pengelolaan yang salah limbah domestik akan menimbulkan masalah pada pencemaran maupun persoalan kesehatan lainnya. Melihat pentingnya pengeloloan limbah domestik, Fakultas Ilmu Kesehatan melalui program studi Kesehatan Masyarakat adakan kuliah pakar dan Pelatihan dengan tema “Rekayasa Tekhnologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik”
Kegiatan kuliah pakar ini berlangsung 28-29 Mei 2024 bagi mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat. Dekan FIKES, Dr. Eva Oktavidiati, M.Si dalam sambutannya berharap mahasiswa dapat menimba ilmu dan menjadi pioneer di masyarakat nantinya dalam pengelolaan air limbah domestik. “Limbah air domestik sering kali kita abaikan, pada hal jika kita abai akan berdampak serius pada pencemaran dan ketidaknyamanan di sekiling kita”, ungkapnya. Perlu usaha dan rekayasa teknologi yang ramah lingkungan agar pengelolaan air limbah domestik tidak menimbulkan pencemaran di sekeliling kita, tambah Eva.
Sementara itu Edwin Permana, AMKL, ST, M.Pd, Dipl. WWTP konsultan IPAL dalam paparan materinya menyebut pengelolaan IPAL sangat penting dalam menjamin lingkungan kita higienis dan sehat. “Perlu pendekatan teknologi ramah lingkungan yang dapat menjamin IPAL domestik terkelola dengan baik, ramah dan murah sehingga masyarakat dapat menjalankan seacara mandiri”, terangnya. Mahasiswa FIKES UMB mesti menjadi masyarakat terdidik yang sadar akan pentingnya pengelolaan IPAL domestik dan menyebarkan firus kebaikan ini pada masyarakat sekitarnya, tambah Edwin Permana.
Kegiatan Kuliah Pakar ini tidak hnaya fokus materi semata, namun peserta di edukasi pada pembuatan miniatur IPAL sederhana domestik sistem biofilter aerob yang dibimbing langsung oleh Edwin Permana. Pembuatan miniatur IPAL ini melalui beberapa tahapan; proses pre-treatment melalui dua tahap biofilter dan tahapan aplikatif teknologi rekayasa setelah miniatur IPAL ini terbangun. Edwin menjelaskan proses pembuatan dan cara kerja IPAL sederhana kepada seluruh peserta, sehingga ke depan diharapkan mahasiswa dapat menerapkan rekayasa teknologi di lingkungan masing-masing demi menjaga lingkungan mereka tetap bersih dan terjaga kualitas kesehatan lingkungannya.