FKIP UM BENGKULU – Perkembangan teknologi dan pengajaran menjadi tantangan yang tak dapat dielakkan. Kecanggihan teknologi, penerapan inteligencia artificial dan robotic dalam menunjang pembelajaran menjadi kebutuhan saat ini. Menjawab kebutuhan tersebut program studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) bekerja sama dengan Aztec Jepang dan WoW Singapura mengadakan workshop STEM (Sains Technology Engineering and Mathematic) Based Coding yang dilaksanakan serentak di lima perguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Universitas Jambi, Universitas Papua, Universitas Syiah Kuala, dan Yayasan Pendidikan As Shofa Riau pada Rabu 31 Januari 2024.
Kegiatan workshop ini melibatkan guru-guru tingkat sekolah dasar dan menengah se-kota Bengkulu sejumlah 40 (empat puluh) peserta. Ketua program studi Pendidikan Matematika, Rahmat Jumri, M.Pd mengatakan “program ini merupakan aplikasi pengembangan model pembelajaran dengan pelibatan teknologi robotic sehingga pembelajaran matematika dan sains menjadi lebih menarik”. Lebih lanjut Rahmat mengharapkan kedepan program ini bisa menjadi progam pengabdian pada masyarakat utamanya di sekolah-sekolah di Provinsi Bengkulu.
Dekan FKIP UM Bengkulu Drs. Santoso,M.Si dalam sambutannya menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini. “Saya mengajak saudara-saudara tenaga pendidik untuk memanfaatkan teknolgi robotic dalam pengajaran matematika sehingga matematika menjadi menarik dan tidak ditakuti siswa”. Workshop ini akan memperkenalkan pemanfaatan teknologi khususnya robot pada pembelajaran SD dan SMP sehingga siswa terpacu untuk mempelajari matematika dengan pendekatan bahan-bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan keseharian kita, sehingga pembelajaran matematika lebih real, terang Santoso dalam sambutannya.
Erwina Oktaviani salah satu narasumber dalam workshop menerangkan teknologi STEM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hubungan dan keterampilan sains teknologi rekayasa dan matematika, merujuk pada pendekatan pendidikan kreativitas untuk mengatasi masalah. “STEM menjadikan matematika lebih mudah dipahami dan menarik”, terang Erwina. Sementara itu Mr. Lim Hon dari Singapura lebih fokus pada pengaplikasian metode STEM dengan contoh praktek pemanfaatan teknologi robotic dalam proses pembelajaran matematika. “STEM bisa meningkatkan dan mempermudah para pengajar dalam melakukan kreativitas terhadap teknologi robotik serta menjadi keuntungan berbasis pendidikan dalam teknologi dan mempermudah proses transfer ilmu pada peserta didiknya” tegas Lim Hon.
Sementara itu dosen program studi Pendidikan Matematika sekaligus Fasilitator STEM Dr. Risnanosanti, M.Pd, memastikan keberadaan STEM sebagai media pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi robotik membuat proses pembelajaran sains lebih bervariatif dan membuat siswa tidak boring. “Siswa dimungkinkan mengaplikasikan model pembelajaran semisal membuat mobil-mobilan anti banjir, membuat rumah sakit terapung dengan perangkat dan alat yang disediakan STEM sehingga menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyentuh kehidupan keseharian siswa”, terangnya. Risnanosanti yang juga Kepala LPPM UM Bengkulu ini menambahkan bahwa UM Bengkulu saat ini memiliki perangkat STEM yang tersedia untuk tingkat SD, SMP, SMA dan bahkan tingkat perguruan tinggi yang diproduksi oleh Astec Jepang guna menjadikan pembelajaran lebih mudah dan tidak menimbulkan kebosanan peserta didik.