Oleh : Choirul Muslim Abdullah Ibnu Salim
SETIAP orang pasti punya problem atau masalah yang dihadapinya. Problem hidup biasanya tidak menyenangkan dan tidak memuaskan. Kali ini saya sedang menasehati diri sendiri dalam menghadapi keadaan yang amat alamiah dalam hidup ini. Ialah program degeneratif tubuh kita, atau persoalan hidup kita pada umumnya.
Pelan-pelan tapi pasti program degeneratif biologi menimpa setiap jasad hidup yang telah mencapai periode optimumnya. Setelah optimum, ada proses degeneratif udzur, terutama udzur fisik. Dulu ketika muda, badan segar mampu berlari. Kini jangankan berlari, berjalan saja bertambah sulit. Orang bilang ontogeni biologi kita itu melewati masa evolusi ontogeni tiap jiwa kita. Dari tidak bisa apa-apa, lalu mampu merangkak, mampu berjalan kaki empat (membrangkang) lalu berdiri dua kaki tegak. Setelah berdiri tegak, lalu lama kelamaan berdiri gemetar, berjalan gemetar, dibantu alat melangkah namanya tongkat berjalan, menyebabkan kita menjadi makhluk berkaki tiga, berkaki empat dan kembali merangkak.
Menghadapi perubahan fisik degeneratif, maupun problem hidup lainnya maka nasehat sabar, tawakkal dan ikhtiar itu merupakan tiga diantara sifat dan karakter kaum mukminin dan muttaqin yang mudah diucapkan tapi sulit diamalkan.
Sabar; memiliki tiga elemen, mengendalikan emosi, menerima apa yang terjadi, merespon kejadian yang tidak menyenangkan dengan tenang dan berupaya reseptif menerima realitas yang dihadapi, sambil terus berupaya kembali baik, pulih dan seperti sedia kala. Sabar itu kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam merespon kejadian yang sulit dan berat. Unsur sabar juga merupakan kemampuan menerima setiap situasi dengan sikap tenang dan bijaksana. Unsur sabar termasuk juga kemampuan menghargai proses yang harus ditempuh dalam mencapai suatu tujuan diinginkan.
Tawakkal; adalah kemampuan pribadi mukmin Muttaqin menerima keadaan yang terjadi tersebut dengan cara berserah diri kepada ketentuan takdir dan qadha Ilahi.
Ikhtiar; selain sabar dan tawakkal ada lagi kemampuan yang tetap harus kita tumbuhkan. Ialah sikap positif dengan keadaan yang tidak sepenuhnya bagus, dan tetap terus berikhtiar dari keadaan yang kurang menyenangkan menjadi lebih menyenangkan.
Yg sakit tetap sabar, tawakkal dan ikhtiar.
Yg berkurang penghasilan tetap sabar, tawakkal dan berikhtiar.
Yg bermasalah dlm hidup tetap sabar, tawakal dan berikhtiar.
Nasehat ini untuk saya pribadi. Tapi saya yakin sangat layak untuk pembaca pesan ini. Semoga Allah subhanahu wata’ala meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepadaNya dengan menjalani karakter kepribadian yang saya sebut di atas. Hanya kepadaNya aku berserah diri.
Penulis saat ini aktif sebagai Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Bengkulu
Tinggalkan Balasan